Hidup laksana berjalan menanjak pada sebuah tangga.


Anda tentu pernah mendengan filosofi “hidup bagaikan roda berputar”, terkadang kita dalam posisi diatas penuh dengan kesejahteraan, terkadang kita berada dalam keadaan terpuruk. Saya rasa itu filosofi yang salah dan berasal dari cara berfikir orang yang menurut saya salah besar, filosofi tersebut seakan-akan memberi dampak negative terhadap penentuan nasib kita, hal ini membuat perspektif dalam benak kita seakan-akan tinggal menunggu kapan roda kebaikan itu berada dipihak kita, dan kapan roda keterpurukan itu meninggalkan kita.

Sebagai seorang muslim, saya meyakini bahwa sesungguhnya hidup yang benar itu adalah laksana berjalan menanjak pada sebuah tangga. Kalau lelah bolehlah beristirahat sebentar, atau jika ada sesuatu yang tertinggal, turunlah sebentar, namun jangan berlama-lama dan bersegeralah untuk naik kembali.

Hidup itu harus selalu disikapi dengan optimis, tidak mudah menyerah dan mengaitkan hidup ini dengan Sang Pencipta yang akan selalu memberikan pertolongan kepada kita. Dengan demikian, hidup ini akan terasa begitu dinamis, tidak hanya sekedar menunggu kapan kita akan meninggalkan titik keterpurukan menuju titik keberhasilan. Semua titik-titik itu harus disegerakan agar tercipta, dengan spirit, usaha dan doa.

 

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business