Rasulullah saw adalah Entepreneur sejati


Rasul saw entepreneur sejati

Walaupun keinginan segera memulai usaha sudah menggebu-gebu, namun seseorang selalu terbentur dalam masalah klasik yang selalu menghantuinya. Yaitu, masalah modal (yang berupa uang). Baginya, modal adalah syarat nomor satu yang harus ada untuk bisa memulai usaha. Kenyataannya, modal adalah nomor kesekian apabila kita ingin memulai sebuah usaha.

Memang tak bisa dipungkiri, apabila kita sudah mempunyai modal sebelum melangkah membuka usaha, itu tentu lebih baik. Namun, apakah kita yang tak memiliki uang untuk memulai usaha, lantas mendapat vonis tak bisa menjadi pengusaha? Salah. Lihatlah sekeliling kita, bisa saudara atau teman, yang telah memulai usaha dan berhasil dalam usahanya. Bisa dipastikan bahwa ada banyak diantara mereka yang sekarang sudah memiliki usaha yang in syaa’ Allah berjalan baik, dengan awalannya tanpa modal.

Tengoklah teladan tercinta kita, Rasulullah Saw. Beliau tercatat dalam sejarah sebagai seorang enterpreneur yang sangat handal. Beliau adalah seorang pengusaha sejati. Sepak terjangnya dalam berbisnis (terutama sebelum masa kerasulan), begitu menginspirasi. Bagi Anda yang sekarang ini sudah menjadi seorang pengusaha, berbahagialah kerana Anda sudah menjalankan sunnah Rasulullah Saw, yaitu dengan menjadi seorang pedagang atau pengusaha.

Dalam mengawali bisnisnya, apakah Rasulullah Saw sudah memiliki uang? Sama sekali tidak. Bagaimana Rasulullah Saw dikatakan punya uang untuk modal bisnis kalau sejak usia 6 tahun sudah menjadi yatim piatu, dan tanpa menerima uang warisan? Lantas, bagaimana kemudian Rasulullah Saw bisa memulai usaha dan menjadi pengusaha sukses?

Yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah Saw malakukan magang .Beliau bekerja magang kepada pamannya Abu Thalib. Hal ini beliau lakukan sejak usia 12 – 17 tahun. Dalam masa kita, ini bisa disamakan dengan kita menjadi seorang karyawan. Dalam rentang masa itu, Rasulullah Saw menyerap semua ilmu perdagangan dari pamannya, dan juga dari partner bisnisnya. Beliau perkaya dirinya dengan ilmu berdagang yang membawa keberhasilan. Beliau pelajari seluk beluk pasar, seperti apa yang membuat pasar selalu bergerak roda ekonominya, apa yang membuat sebuah pasar ada kejujuran dan kecurangan serta bagaimana mengatasinya. Apa yang bisa membuat pelanggan senang berbisnis dengan kita, serta bagaimana selalu menjaga hubungan baik dengan mitra. Gelar Al-Amin yang disematkan orang Arab kepada Rasulullah Saw, salah satunya diperoleh dari pengalamannya berdagang. Seorang pengusaha sukses mustahil bisa sesukses Rasulullah Saw dalam menjalankan bisnis, apabila beliau tidak mengetahui betul seluk beluk pasar, dengan tidak terjun langsung didalamnya.

Dalam rentang waktu 5 tahun itu, di usia 17 tahun Rasulullah Saw sudah ‘naik kelas’ menjadi seorang pemilik bisnis, walaupun berupa cikal bakal. Bayangkan, di usia 17 tahun sudah menjadi business owner? Luar biasa! .Ya, dalam perkembangannya, banyak para pemilik modal Makkah yang kemudian percaya kepada kemampuan Rasulullah Saw untuk memutar uang mereka menjadi lebih besar, dengan menitipkannya kepada Rasulullah Saw. Anda sudah bisa menebak apa jadinya uang yang diputar itu, apabila diamanahkan kepada satu-satunya orang yang bergelar Al-Amin (bisa dipercaya) ?

Salah satu dari sekian banyak para pemilik modal yang ‘kepincut’ dengan track record Rasulullah Saw adalah Siti Khadijah. Beliau juga seorang wanita pengusaha sukses. Dalam perkembangannya, waktu jugalah yang membuktikan, ketertarikan Siti Khadijah kepada Rasulullah Saw tak hanya untuk urusan bisnis, namun juga risalah Islam yang dibawa Rasulullah Saw, yang pada akhirnya menjadi istri pertama Rasulullah Saw.
Anda bisa membayangkan, sebelum menikah dengan Khadijah saja, Rasulullah Saw sudah begitu sukses bisnis-nya, apa jadinya setelah beliau menjadi suami dari seorang wanita yang juga pengusaha sukses?

Dari sini kita sudah bisa mengambil kesimpulan, uang bukanlah alasan utama untuk memulai modal. Kalau modal menjadi kendala kita, jadikan kepercayaan orang lain kepada kita, sebagai modal utama. Kita jaga betul setiap amanah orang kepada kita. Kalau amanah itu bisa jaga tanpa cacat, seratus persen orang ini akan terus mengandalkan kita, dalam bentuk salah satunya menjadikan kita pengelola keuangannya. Dari hasil mengelola uang itu, tentunya kita akan mendapatkan bagi hasil Sedikit demi sedikit, disertai dengan keuletan kita dan niat baik kita untuk menjadi seorang pengusaha, insyaAllah jalan menuju kesana akan terbuka sangat lebar. Aamin

Bersabarlah dalam manapaki bisnis. Raih kemuliaan tak hanya akhirnya menjadi sukses, namun juga didalam prosesnya.

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business