Passion 100%


Huh…capek juga ternyata, jika berharap melakukan sesuatu bersama dengan tim agar segala sesuatunya terorganisir, namun yang ada malah akhirnya bekerja sendiri. Hal itu lantaran PASSION tidak merata disetiap kepala anggota tim yang sedang menjalankan project. Dan PASSION tidak bisa di paksakan dalam waktu yang singkat. Dia butuh stimulan, dia butuh rangsangan, dia butuh dorongan agar muncul dan mengkristal didalam jiwa. Ini bukan lebay atau hiperbola. Karena pada faktanya ya seperti itu…

Karenanya memimpin sebuah tim harus peka dan harus cerdas tahu percis dimana harus menempatkan anggota timnya, layaknya seorang pelatih sepak bola. Dengan pengalamannya dia harus tahu percis kalau harus menempatkan seorang Charless Puyol di belakang, dan pelatih lainnya tahu percis bakat seorang Didier Drogba yang selalu tajam didalam area kota penalti, atau pelatih lainnya, mengerti betul kalau seorang David Beckham harus menjadi seorang pengatur serangan, pengatur tempo permainan dan pengeksekusi bola-bola mati.

Dan tentu ada perbedaan seorang pemimpin perusahaan dengan seorang pelatih bola. Seorang pelatih bola tidak bisa terjun menjadi pemain ketika tim kekurangan pemain akibat cedera, seorang pelatih sepak bola sampai kapanpun akan selalu berada diluar lapangan. Berbeda dengan seorang pemimpin perusahaan, dia harus punya tenaga cadangan ketika salah satu tim yang berada dibawah kendalinya tidak menjalankan tugasnya sebagaimana seharusnya. Disaat itulah seorang pemimpin harus siap turun hingga ke bagian kerak untuk menambal bocor yang ada demi kemajuan perusahaan. Dan itu bukan berarti menjadikan seorang pemimpin tercap “perfeksionis”…

Dan satu hal yang pasti, seorang pemimpin, ditingkat manapun ia berada, ia harus memiliki 100% PASSION dalam kepemimpinannya, tidak bisa tidak.

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business