Mencari Modal Bisnis


Hampir sebagian besar orang berkata, memulai binis itu sulit. Terlebih mengenai masalah modal. Wah, sepertinya modal merupakan sosok yang sangat menakutkan untuk memikirkan bagaimana caranya menjalankan bisnis.

Bagi yang belum memaknai esensi bisnis yang sebenarnya, mereka berkeyakinan bahwa bisnis itu harus mengumpulkan modal terlebih dahulu … menabung sampai uangnya banyak, terkumpul terlebih dahulu. Padahal tidak seperti itu juga seharusnya, karena mau sampai kapan kita memulai bisnis kalau menunggu sampai modal sendiri terkumpul sampai banyak? hmm … bisa-bisa mungkin anda tidak pernah memulai bisnis!

 

 

Dunia belum berakhir bukan? jadi masih banyak kesempatan untuk kita lebih berupaya (ikhtiar) menuju kesuksesan, terutama bagi anda yang sangat ingin memulai bisnis sejak dini. Modal utamanya adalah keberanian, Skill dan Tools yang kita miliki. Terbuka peluang yang sangat lebar untuk menjadi pemilik usaha (bussines owner) atau biasa disebut banyak orang modal usaha non uang adalah modal usaha dengan dengkul. Padahal tidak pernah ada bisnis dengan modal dengkul, betul? Minimal modal keberanian dan kepercayaan.

 

Cara menjalankan bisnis pun beraneka ragam. Ada yang pinjam ke bank (ngutang), pinjam uang orang tua, bahkan sampai pinjam uang ke rentenir. Hiiyyyy sereeemmm… Katanya Rasulullooh SAW begini, Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang mengawini ibunya. (HR al-Hakim dan al-Baihaqi). #tutupmuka

 

Islam menerangkan, bahwasanya untuk berbisnis perlu berserikat alias bekerjasama. Cara inilah yang seringkali dianjurkan oleh Rasulullooh SAW. Anda bisa mengajukan kerjasama, dengan aqad-aqad tertentu seperti bagi hasil (mudharobah), Abdan, Ijaroh, dll. (Untuk pembahasan Aqad di bahas di artikel lain). Hati-hati juga dengan istilah BISNIS BODOL (Berani Optimis Duit Orang Lain), BISNIS BOTOL (Berani Optimis Tenaga Orang Lain), dan juga BISNIS BOBOL (Berani Optimis Bisnis Orang Lain), hal itu perlu dikritisi perjanjian (Aqad) dalam bisnisnya. Jangan asal-asalan, karena bisnis adalah ibadah juga.

 

Titik utama dari menjalankan bisnis ada pada beberapa hal penting, diantaranya yaitu kepercayaan, kesamaan visi, kesamaan passion, dan juga ada yang menitikberatkan pada konpensasi yang menarik. Kompensasi nilai ataupun benefit kompensasi apa yang bisa kita tawarkan kepada para investor, ataupun stakeholder bisnis kita.

 

Singkatnya keberanian mengambil resiko adalah syarat utama untuk menjadi pebisnis. Keberanian memulai usaha menandakan kapasitas, kekuatan dan daya saing pebisnis itu sendiri. Perbedaan menyolok satu dengan yang lain adalah keberanian bertindak. Sikap berani bertindak mampu menghilangkan hambatan terbesar untuk memulai bisnis, yaitu MODAL BISNIS. Hambatan ketidaktersediaan modal usaha hendaknya jangan dijadikan alasan untuk tidak memulai, tetapi sebaiknya memicu lahirnya kreativitas dan gagasan (ide) yang lain daripada yang lain tentunya.

 

Idealnya, seorang entrepreneur sejati tidak menjadikan modal berupa pendanaan menjadi halangan. Semestinya permodalan bukan salah satu faktor penghambat lahirnya wirausahawan baru. Modal usaha memang penting, tetapi bukan dijadikan alasan untuk tidak memulai usaha. Modal usaha merupakan sumberdaya kekayaan usaha kita, sedangkan pemodal usaha berarti pemilik modal. Sedangkan Modal usaha tidak selalu dalam wujud uang. Sehingga Pemodal usaha adalah pemilik sumberdaya yang bukan selalu uang.

Jadi silahkan anda berkreatif ria memasuki laboratorium bisnis yang nyata. Yuk, berhenti menggaruk-garuk kepala, karena sejatinya solusi itu selalu ada, bersinergilah. Setiap manusia hidup berdampingan dan saling melengkapi bukan?

 

Oleh : Risky Irawan

Direksi PT Kaffah Gemilang

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business