Memimpin itu seni, bukan semata-mata pekerjaan


Rasulullah SAW merupakan tauladan bagi seluruh pemimpin, jadi wajar, jika kita sebagai pemimpin wajib dan merasa dituntut untuk mengikuti cara Beliau SAW memimpin. Dalam kepemimpinannya, terjadi sebuah kehebatan yang ruar biasa, perubahan dari peradaban yang penuh kejahiliahan menuju ke peradaban yang penuh dengan kesahajaan.

Begitu juga ketika kita dituntut untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah perjalanan bisnis. Memimpinlah dengan cara yang arif, inofatif dan penuh kesahajaan. Saya yakin bukan hanya anda yang akan menikmati hasilnya. Bawahan anda akan senantiasa bekerja dengan penuh dedikasi dan loyalitas, penuh dengan keikhlasan yang menimbulkan efek energi positif sehingga menghasilkan hasil akhir yang positif bagi perusahaan. Bawahan anda akan selalu mendoakan anda akan sesuatu hal menuju kearah positif karena anda memang layak untuk didoakan. Dan akhirnya terjadi sebuah multi efect yang tanpa kita sadari membawa kita kearah yang lebih cerah lagi.

Kemudian, selain bawahan anda. Relasi anda akan senantiasa ingin terus berhubungan dengan anda, karena sifat anda yang membuat orang lain teguh untuk bekerjasama dengan anda.

Memimpin itu seni, bukan sekedar pekerjaan. Memimpin itu seni mendalami jiwa bawahan kita, kita dituntut untuk mengarahkan psikologi bawahan kita sehingga ia mau bekerja dengan penuh dedikasi dan loyalitas. Memimpin itu bukan hanya memberikan perintah, tetapi berikan perintah dengan dengan arif, diawali dengan kata “tolong” dan diakhiri dengan “terimakasih”, walau memang perintah yang anda berikan adalah pekerjaan bawahan anda.

Berkata halus, memberikan motifasi, memberikan reward, membiarkan bawahan kita berkembang. Bukanlah sesuatu yang lemah. Jangan pernah berfikir bahwa dengan itu semua maka cara memimpin anda adalah cara yang malah memanjakan bawahan anda. Justru, dengan berkata halus, memberikan motifasi, memberikan reward akan menimbulkan efect yang sangat besar terhadap dedikasi dan loyalitas.

Jujurlah dalam memimpin, jika memang anda membutuhkan masukan, minta masukan sekalipun kepada bawahan anda. Karena saya yakin serendah apapun level profesi mereka, ada sisi lebih yang dapat membantu menjawab dan menemukan solusi untuk masalah kita. Tentunya, anda harus pandai mendengarkan dan memancing bawahan anda untuk jujur juga mengungkapkan sesuatu tentang dirinya atau tentang diri anda. Membuka diri anda, bukan berarti membuka kelemahan anda.

ditulis oleh : Yogi Wicaksono

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business