Mental Digital


Teknologi digital di temukan hanya dengan mengandalkan dua angka saja, yaitu angka 0 dan angka 1. Namun dua angka tersebut membuat sebuah perubahan peradaban yang luar biasa dalam kehidupan di dunia ini. Namun di luar kedahsyatan teknologi digital ini ternyata ada filosopi holistik yang bisa diangkat dan memberikan pengaruh terhadap keimanan kita.

Angka 0 dan 1 ini juga menjadi lambang on/off pada setiap produk digital, untuk mengawali dan untuk mengakhiri sebuah proses kerja sebuah produk digital. Sementara pada filosopi holistik, angka 0 merupakan pola pikir yang membuat seseorang mampu melepaskan penghambaan terhadap kehidupan dunia. Dan angka 1 merupakan pola pikir yang membuat seseorang mampu mengaitkan kehidupan ini terhadap keberadaan Yang Esa yaitu Allah SWT. Ini kemudian menjadikan seseorang tersebut personal yang unShakeable, orang yang tidak mudah goyah, orang yang tidak menyalahkan keadaan, orang yang tidak mencari kambing hitam ketika permasalahan melanda dirinya. Karena ia yakin betul, positi dan negatif hidup ini karena campur tangan Yang Esa Allah SWT.

Ingat kisah Ibrahim ketika diminta Allah untuk menyembelih putra tercintanya Ismail, berat, namun ia tahu betul kalau Allahlah yang paling mengerti apa yang menjadi perintahnya merupakan yang terbaik untuk hambaNya. Luar biasanya Ismailpun tidak serta merta menolak keinginan Ayahnya untuk menyembelih putra kesayangan itu. Ini jelas merupakan “mental digital”, yang padahal terjadi jauh sebelum lahirnya era digital.

Sementara saat ini, kebanyakan penikmat teknologi digital tidak memiliki mental digital yang dimaksud. Filosopi holistik terhadap angka 0 dan 1 bukanlah sesuatu yang teramat penting, justru malah teknologi digital menjadi penghambat seseorang untuk taat kepada Allah SWT. Teknologi membuat orang kehilangan ketepatan waktu, waktu untuk sholat, waktu untuk istirahat terlebih waktu untuk keluarga.

Dan yang paling menyeramkan adalah, ketika teknologi digital berbalik menjadi barang sembahan yang tidak seharusnya. Membuat pola pikir seseorang berpaling dari Sang Pencipta, dan berkata bahwa ia tidak bisa hidup tanpa sebuah produk digital. Naudzubillah.

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business