Bisnis Dan Ta’awun


ta'awun

Maraknya komunitas wirausaha bermunculan entah itu kaum muslim atau non muslim yang tak sedikit komunitas wirausaha muslim salah ambil sikap dalam bersaing dengan para pengusaha ‘Non Muslim” yang saat ini begitu menguasai perekonomian negri ini yaitu terjebak kearah meterialistik dan cara pandang mereka lupa bahawa mereka adalah kaum muslimin juga, yang memiliki “ warisan “ yang tak ternilai harganya.

Umat islam memiliki cara tersendiri dalam membangun standar usaha yang dicontoh kan oleh rasul saw beserta sahabatnya , bimbingan yang sederhana yang sangat berbobot dan manusiawi didasari dengan sunatullah dan melibatkan Allah atas dirinya dan bisnisnya.

Setiap manusia ingin selalu mendapat dan merasakan kebahagiaan, kelancaran tanpa hambatan berarti dalam kehidupannya tapi namanya menjalani satu buah perjalanan untuk menuju suatu tempat pasti kita akan mendapatkan jalanan yang berliku,berkerikil, berdebu, Apalagi dalam menjalankan bisnis, ujian naik turun itu menjadi suatu hal yang berulang terjadinya. Ketahuilah setiap hamba Allah pasti mengalami masalah, mengalami kedukaan maupun kesukacitaan , tak ada satupun yang terlepas dari seleksi Allah. Ujian dan cobaan kepada hamba Allah tersebut untuk menguji siapa yang lebih baik amalnya.

apa yang kita alami itu adalah sunnah Allah, dikala kita mengalami kesulitan dan kesusahan dalam menghadapi ujian kehidupan, dan kita berharap sekali untuk diangkat kesulitan oleh Allah, justru salah satu solusinya adalah dengan membantu dan menyelesaikan kesusahan hamba yang lain. konsep ini sangat sulit dipahami dengan ilmu keduniaan, apalagi ilmu matematis. tapi inilah hukum Allah, inilah sunnatuLlah. inilah cara agar Allah terlibat! Mulailah dengan cara ini, niscaya permasalahan perekonomian umat akan tuntas.

Ibnu Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan seorang budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai buktinya, ia tidak mau celaka dengan menyimpannya. Ia mengumpulkannya dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi ia tidak menikmati sendirian, keluarga, kerabat saudara dan masyarakat pun ikut menikmatinya. Karena begitu luas pemberian serta pertolongannya, orang orang madinah pernah berkata: “seluruh penduduk madinah berserikat (menjalin usaha) dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya kepada mereka, sepertiganya digunakan untuk membayar hutang hutang mereka, dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi bagikan kepada mereka.”

Pada suatu hari ia mendengar Rasulullah SAW,berkata “Wahai Ibnu Auf, anda termasuk golongan orang kaya, dan anda akan masuk surga secara perlahan lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah mempermudah jalan anda,” semenjak ia mendengar nasehat Rasulullah Saw tersebut, ia mengadakan pinjaman yang baik, maka Allah pun memberi ganjaran padanya dengan berlipatganda

Mereka saling mendahulukan kepentingan saudaranya, Allah bukakan keberkahan, Allah bukakan peluang menguasai ekonomi ummat, Pasar Madinah yang tadinya dikuasai yahudi berpindah ke tangan muslimin, berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, bermula dari saling memecahkan masalah saudaranya, menjadi penguasa ekonomi saat itu, inilah hukum Allah, inilah Sunatullah.

Inilah cara melibatkan Allah… bukan dengan cara bersaing dengan pebisnis non-muslim melalui sistem yang dibuat oleh non-muslim juga, MUSTAHIL akan tampil. Bila ingin ummat ini kembali lagi menuju kejayaannya tidak pernah terjadi dan unggul melalui sistem buatan manusia. Kalau mau tampil harus kembali bersandarkan kepada SunnatuLLah dan Sunnah RasulNya.

Semoga tulisan yang sederhana ini dapat membuat kita semua bisa memulai menapak tilas sunnah yang pernah dilakukan oleh Rasul saw dan para sahabatnya untuk membangun suatu usaha dan membenahi kekuatan ekonomi ummat,,

” Tolonglah sudaramu yang sedang kesulitan…. ini adalah langkah awal menuju kejayaan”

Comments are closed.

Cyber Business School | Combining Art IT and Business